Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Ambisi Politik Bahlil: Kursi Lebih Penting dari Kinerja

Ketika kekuasaan diukur dari jumlah kursi, bukan dari seberapa besar manfaat yang dirasakan rakyat.
Udex MundzirUdex Mundzir9 Februari 2025 Editorial
Ambisi Politik Bahlil Lahadalia Pemilu 2029
Ambisi Politik Bahlil Lahadalia Pemilu 2029 (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Pernyataan Bahlil Lahadalia dalam Rapat Kerja Nasional Partai Golkar tahun 2025 menunjukkan bagaimana politik di Indonesia sering kali terjebak dalam logika kekuasaan yang dangkal. Target Bahlil untuk meraih lebih dari 102 kursi di Pemilu 2029 bukanlah hal yang mengejutkan. Namun, yang patut dikritisi adalah bagaimana kursi tersebut diposisikan seolah menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan seorang pemimpin partai.

“Jadi, biar kita pintar tetapi kalau kursinya enggak naik, output politik partai itu kan kursi, ukurannya itu saja,” kata Bahlil. Pernyataan ini menggambarkan bagaimana politik elektoral di Indonesia lebih menitikberatkan pada capaian kuantitatif semata, tanpa memperhatikan kualitas kontribusi politik yang diberikan kepada rakyat.

Seolah-olah, kursi di parlemen hanyalah angka, bukan mandat yang harus dijaga untuk mengabdi kepada masyarakat.

Yang lebih ironis, Bahlil justru sibuk mengumbar ambisi politik saat kinerjanya sebagai Menteri ESDM tengah disorot karena serangkaian kebijakan yang kontroversial dan menimbulkan kegaduhan publik. Kasus terbaru terkait blunder pengaturan distribusi LPG 3 kg adalah contoh nyata bagaimana kebijakan yang tidak matang bisa menciptakan keresahan di masyarakat.

Larangan penjualan LPG 3 kg di pengecer, yang kemudian diubah kembali setelah menimbulkan antrean panjang dan kelangkaan, memperlihatkan betapa lemahnya perencanaan di level kementerian yang dipimpinnya. Alih-alih berfokus memperbaiki kinerja dan menyelesaikan masalah yang berdampak langsung pada kehidupan rakyat, Bahlil malah sibuk menghitung kursi untuk 2029.

Padahal, kerja belum becus, hanya bikin gaduh, kursi saja yang dipikirkan. Seharusnya, seorang pejabat publik yang juga menjabat sebagai ketua partai politik bisa menyeimbangkan perannya: memastikan kinerja di pemerintahan berjalan optimal sebelum memikirkan urusan elektoral.

Lebih jauh, Bahlil juga meminta kader Golkar di kabinet Merah Putih untuk setia mendukung pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. Dukungan ini tentu penting, tetapi jika hanya sebatas loyalitas tanpa evaluasi kritis terhadap kebijakan pemerintah, maka partai politik kehilangan fungsinya sebagai pengawas kekuasaan.

Alih-alih menjadi penjaga demokrasi, partai justru terjebak dalam logika patronase yang hanya mengutamakan stabilitas politik untuk kepentingan elite.

Ambisi Bahlil ini menunjukkan bagaimana politik di Indonesia sering kali berjalan tanpa refleksi mendalam tentang makna kekuasaan itu sendiri. Apakah kursi di parlemen hanya sekadar alat untuk berkuasa, ataukah seharusnya menjadi ruang untuk memperjuangkan kepentingan publik?

Jika kursi hanya dilihat sebagai trofi politik, maka tak heran jika kualitas legislasi dan kebijakan publik terus mengalami stagnasi. Seharusnya, partai politik berbicara tentang visi dan gagasan, bukan sekadar target kursi.

Partai politik harus menjadi tempat lahirnya ide-ide progresif untuk menjawab tantangan zaman, bukan hanya mesin elektoral yang bergerak berdasarkan kalkulasi pragmatis. Politik bukan hanya tentang menang, tetapi tentang bagaimana kemenangan itu diterjemahkan menjadi kebijakan yang bermanfaat bagi rakyat.

Di tengah kondisi politik yang penuh ketidakpastian, rakyat butuh lebih dari sekadar janji penambahan kursi. Mereka butuh kepastian bahwa setiap suara yang diberikan akan diwakili oleh politisi yang benar-benar peduli dengan nasib mereka.

Bukan politisi yang sibuk menghitung kursi, tetapi lupa menghitung berapa banyak kebijakan yang benar-benar berpihak kepada rakyat.

Bahlil Lahadalia Kursi Parlemen Partai Golkar Pemilu 2029 Politik Indonesia
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticlePrabowo Ingin Ubah Desain Gedung Legislatif dan Yudikatif di IKN
Next Article Yang Mau Lanjutkan Bangun IKN, Silakan Patungan

Informasi lainnya

Waspadai, Purbaya Anak Buah Luhut

9 September 2025

Bersih-Bersih Kabinet Prabowo Dimulai

9 September 2025

Prabowo Tunda Pelantikan Menpora, Nama Masih Dirahasiakan

8 September 2025

Orde Baru Jauh Lebih Baik

8 September 2025

Jokowi, Mengapa Masih Ikut Campur?

4 September 2025

Mengakhiri Bayang Jokowi

4 September 2025
Paling Sering Dibaca

Memahami Kuasa Pengampunan Negara

Gagasan Ericka

Ijazah Jokowi: Bukan Privasi, Tapi Legitimasi

Editorial Udex Mundzir

Reformasi Polri: Antara Penegak Hukum atau Duta Wisata?

Gagasan Udex Mundzir

Jangan Goyang Pemerintah Sah

Editorial Udex Mundzir

QR Warung dan Ketakutan Amerika

Editorial Udex Mundzir
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.